Sabtu, 29 Januari 2011

AKU TAK TAHU DIMANA AKU KAN MATI

Aku tak tahu dimana aku kan mati
Aku melihat samudra luas di pantai selatan ketika datang kesana dengan ayahku,untuk membuat garam
bila ku mati di tengah lautan,dan tubuhku dilempar ke air dalam,ikan hiu berebutan datang;
berenang mengelilingi mayatku,dan bertanya:
"siapa diantara kita akan melulur tubuh yang turun nun di dalam air?"; -
Aku tak akan mendengarnya

Aku tak tahu dimana aku kan mati
Kulihat terbakar rumah pak Ansu, dibakarnya sendiri karena ia gelap mata
bila ku mati dalam rumah sedang terbakar, kepingan-kepingan kayu jatuh menimpa mayatku
dan di luar rumah orang-orang berteriak melemparkan air pemadam api; -
Aku tak akan mendengarnya

Aku tak tahu dimana aku kan mati
kulihat si Unah kecil jatuh dari pohon kelapa,waktu memetik kelapa untuk ibunya
bila aku jatuh dari pohon kelapa ,mayatku terkapar di kakinya,di dalam semak,seperti si Unah
maka ibuku tak akan menangis, sebab ia sudah tiada,tapi orang lain akan berseru:
" lihat Saija disana!" dengan suara yang keras; -
Aku takkan mendengarnya

Aku tak tahu dimana aku kan mati
kulihat mayat pak Lisu, yang mati karena tuanya, sebab rambutnya sudah putih;
bila aku mati karena tua, berambut putih,perempuan-perempuan meratap sekeliling mayatku
dan mereka menangis keraskeras seperti perempuan-prempuan menangisi pak Lisu
dan juga cucu-cucunya akan menangis, keras sekali; -
Aku takkan mendengarnya

Aku tak tahu dimana aku kan mati
banyak orang mati kulihat di Badur, mereka dikafani dan ditanam dalam tanah;
bila aku mati di Badur, dan aku ditanam di luar desa, arah ke timur di kaki bukit dengan rumputnya yang tinggi
maka Adinda akan lewat disana, tepi sarungnya pelahan mengingsut mendesir rumput................
Aku akan mendengarnya.


                                                          Desember 1859
                                                          Multatuli ( Eduard Douwes Dekker )
                                                          Dari buku Max Havelaar Bab XVII
                                                          Terjemah: HB Jassin - 1972

Tidak ada komentar:

Posting Komentar